PULAU BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA DI INDONESIA
KARYA TULIS
Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Kelas XII
SMA Negeri I Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
Tahun Pelajaran 2012/2013
Oleh :
Nama : Nora Hatifiya
NIS : 5805
Kelas : XII IPS 3
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI I KEDUNGWUNI
TAHUN 2012/2013
PENGESAHAN
Judul Karya Tulis : PULAU BALI SEBAGAI INDUSTRI
PARIWISATA DI INDONESIA
Disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Kepala
SMA 1 Kedungwuni Pembimbing,
DRS. RUSMONO YUNI
CHOTIMAWATI, S.Psi
NIP. 19660705 199412 1 001 NIP. 19770604 200902 2 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia serta inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Pulau Bali sebagai Industri Pariwisata di
Indonesia”. Karya tulis ini disusun untuk
memenuhi tugas akhir kelas XII SMA Negeri 1 Kedungwuni kabupaten Pekalongan
tahun ajaran 2012/2013.
Dalam
Penyusunan Karya Tulis ini penulis tidak dapat menyelesaikan secara individu,
namun banyak pihak yang membantu dan mendukung
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs.Rusmono selaku kepala
SMA Negeri 1 kedungwuni
2.
Bapak Drs.Qadiran selaku guru
bahasa Indonesia
3. Ibu Yuni Chotimawati,S.Psi selaku pembimbing
4. Bapak dan ibu yang telah memberi dukungan moril dan
materil sampai selesainya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL …………………………………………………………………………
HALAMAN
PENGESAHAN .......................................................................................…………
KATA
PENGANTAR ...................................................................................................…………
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………………………….
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang …………………………………………………………………
B.
Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….
C.
Rumusan Masalah ………………………………………………………………
D.
Pembatasan Masalah ……………………………………………………………
E.
Metode Pengumpulan Data …………………………………………………….
F.
Waktu pelaksanaan observasi ………………………………………………….
BAB
II. LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Pariwisata …………………………………………………………...
B.
Asal-Usul Pariwisata …………………………………………………………....
C.
Ciri-Ciri Industri Pariwisata …………………………………………………….
D.
Usaha Jasa Pariwisata …………………………………………………………...
E.
Kondisi Geografis Pulau Bali …………………………………………………...
F.
Demografi Pulau Bali …………………………………………………………...
BAB
III. PULAU BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA DI INDONESIA
A.
Kebudayaan Masyarakat Bali …………………………………………………
B.
Objek wisata di pulau bali …………………………………………………….
C.
Pulau bali sebagai industri pariwisata di Indonesia …………………………..
BAB
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan ………………………………………………………………………
B.
Saran ……………………………………………………………………………..
LAMPIRAN
……………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Karena bangsa Indonesia
terdiri dari beberapa suku bangsa, bahasa, dan kebudayaan. Indonesia juga
merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari bermacam-macam ribu pulau, baik
pulau besar maupun kecil. Pulau-pulau tersebut diantaranya : Pulau Jawa, Pulau Madura,
Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Bali yang
masing-masing pulau tersebut memiliki ciri khas dan daya tarik sendiri bagi
orang yang berwisata.
Indonesia sebagian besar objek wisatanya sangat terkait erat dengan
sumber daya pesisir dan lautan, seperti hutan mangrove, terumbu karang,
estuaria, pulau-pulau kecil dan sebagainya. Bahkan, Bali dan Bunaken sebagi
salah satu tempat wisata bahari sebagian objek yang ditawarkan kepada wisatawan
baik domestik maupun internasional.
Pulau Bali sebagai industri pariwisata telah menampilkan peranannya
dengan nyata dalam memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil maupun tidak terampil
di bidang ini makin bertambah jumlahnya. Pendapatan daerah dari sector ini
makin baik, kebudayaan daerah makin memperoleh apresiasi, seperti tari kecak,
upacara ngaben, dan lain sebagainya. Pariwisata sebagai industri makin
berkembang, dibuktikan dengan semakin banyaknya hotel, jasa travelling,
penjual dan pengrajin souvenir, panti pijat, spa, restaurant, serta adanya
sarana transportasi yang mendukung, misalnya bis, delman, becak dan taksi untuk
keperluan wisatawan.
Suatu pengembangan objek wisata apabila diatur, ditata dan dipantau
dengan baik tidak akan menghasilkan dampak negatif bagi sektor ekonominya,
tetapi apabila tidak dilakukan, diatur, dan ditata dengan baik maka akan
menimbulkan kerugian baik bagi pengembang objek itu sendiri maupun pihak
pemerintah daerah setempat.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambarkan objek
wisata yang ada di Pulau Bali sebagai ekonomi pariwisata di Indonesia.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui kebudayaan masyarakat Bali
2.
Mengetahui objek wisata di Pulau Bali
3.
Mengetahui Pulau bali sebagai industri pariwisata di Indonesia
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kebudayaan masyarakat Bali?
2.
Apa saja objek wisata di Pulau Bali?
3.
Mengapa Pulau bali sebagai industri pariwisata di Indonesia?
D.
Pembatasan Masalah
Banyak sekali hal-hal yang dapat diungkap dari Pulau Bali. Apabila
semuanya dibahas tentu akan terlalu luas. Oleh sebab itu, penulis membatasi
masalah hanya pada “Pulau Bali sebagai ekonomi pariwisata di Indonesia“.
Diharapkan dengan adanya pembatasan masalah ini, penulis dapat mengungkapkan
dengan jelas dan fokus.
E.
Metode Pengumpulan Data
Karya tulis ini
disusun dengan beberapa metode, yaitu :
1.
Metode Studi Pustaka
Penulis berusaha mengumpulkan data yang bersumber dari buku-buku
maupun internet yang relevan dengan karya tulis yang disusun.
2.
Metode Observasi
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis mengumpulkan data dengan
mengamati / mengunjungi secara langsung tempat yang menjadi objek pengamatan
penulis.
3.
Metode Interview
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan pemandu wisata
untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
F.
Waktu Pelaksanaan Observasi
Hari :
Selasa s.d Kamis
Tanggal :
10 s.d 12 Juli 2012
Tempat : Danau
Bedugul, Joger, Pantai Kuta, Tanjung Benoa, Hawaii Bali, Pantai Dream Land,
GWK, Nusa Dua, Pulau Penyu, Krisna Bali, Tanah Lot.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Pariwisata
Pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan aspek
substansial, yaitu sebuah aktivitas manusia (Kuntowijiyo,1991). Dilihat dari
sisi kelembagaannya pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya
manusia untuk memenuhi kebutuhan relatifnya sebagai sebuah lembaga. Pariwisata
dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai
dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli, yakni wisatawan.
Sebagai sebuah substansi, pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu
masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang yang
dimilikinya. Pariwisata dapat disoroti dari bermacam sudut pandang karena
memiliki sifat kompleks. Kompleksitas yang terkandung dalam pariwisata antara
lain pariwisata sebagai pengalaman manusia, pariwisata sebagai perilaku sosial,
pariwisata sebagai fenomena geosfer, pariwisata sebagai sumber daya, pariwisata
sebagai bisnis dan pariwisata sebagai industry (Smith, 1989)
Adapun pengertian pariwisata menurut para Ahli :
1.
Robert Mc Intosch dan Shaskinant Gupta dalam Oka A. yoeti (1992 :
8)
Pariwisata
adalah gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah,
tuan rumah serta masyarakat dalam proses menarik dan melayani
wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.
2.
James J. spillance (1982 : 20)
Pariwisata
adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga
atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan lain-lain.
3.
UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan bab 1 pasal 1 :
Pariwisata
merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata.
B.
Asal – usul Pariwisata
Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di prancis pada
akhir abad ke-17 tahun 1972. Maurice menerbitkan buku petunjuk “The true
quide for foreigners travelling in france to appreciate its bealities, learn
the language and take exercise”. Dalam buku ini disebutkan ada dua
perjalanan besar dan kecil (Grand tour and Perit tour).
Grand tour di
Inggris mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan unsur pendidikan diplomasi
dan politik. Pertengahan abad ke-19 jumlah orang yang berwisata masih terbatas
karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin dan
sasarannya masih sederhana, tetapi sudah revolusi industri keadaan itu berubah,
tidak hanya golongan elit saja yang bias berpariwisata tetapi kelas menengah
juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api, pada abad ke-20 terutama
setelah Perang Dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan
menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terakhir dalam Pariwisata adalah
munculnya perjalanan paket (package tour).
C.
Ciri-ciri industri Pariwisata
Adapun
Ciri-ciri industri Pariwisata adalah sebagai berikut :
1.
Service industry
Dalam ilmu ekonomi cara berproduksi suatu perusahaan jasa biasa
disebut sebagai “Product Lines”, masing-masing produk melengkapi produk
yang lain untuk memberi kepuasan kepada wisatawan. Atas dasar itulah pariwisata
dapat disebut sebagai industri jasa (Service industry).
Adapun faktor-faktor produksinya adalah :
a.
Kekayaan alam ( natural
resources )
b.
Modal (
capital )
c.
Tenaga kerja ( man
power )
d.
Ketrampilan ( skill
)
2.
Labour intensive
Maksudnya adalah menyerap tenaga kerja. Suatu penelitian mengatakan
bahwa setiap wisatawan membelanjakan 1.000 dolar AS pada saat melakukan wisata,
sebesar 540 dollar AS (54 persen) dari padanya dibayarkan sebagai upah dan gaji
(wages and salarries) serta setiap belanja wisatawan untuk setiap
kunjungannya.
3.
Sensitive
Industri pariwisata itu sangat peka sekali terhadap keamanan (security)
dan kenyamanan (comfortably). Kita mengetahui wisatawan itu dalah
orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mencari kesenangan. Dalam mencari
kesenangan itu tidak seorangpun yang mau
mengambil risiko mati atau menderita dalam perjalanan yang mereka lakukan.
Itulah yang terjadi di Bali. Semenjak adanya bom Bali kita melihat
kunjungan wistawan mancanegara ke Bali turun merosot sehingga hotel, restoran,
dan toko cinderamata tutup sehingga terjadi PHK karyawan serta banyak maskapai
penerbangan yang menutup jalur penerbangan ke Bali.
4.
Capital Intensive
Maksudnya untuk membangun sarana dan prasarana industry pariwisata
diperlukan modal yang besar untuk investasi, akan tetapi di lain pihak
pengembalian modal yang diinvestasikan itu relatif lama dibandingkan dengan
industri manufaktur lainnya.
5.
Seasonal
Industri pariwisata itu sangat dipengaruhi oleh musim. Bila datang
saatnya masa liburan (holiday) terjadi peak season, semua
kapasitas terjual habis. Sebaliknya bila musim libur selesai (off season),
semua kapasitas terbengkalai (idle). Kamar-kamar hotel kosong karena
tingkat hunian rendah, restoran dan taman-taman rekreasi sepi pengunjung.
6.
Quick Yielding Industry
Industri pariwisata oleh beberapa pakar juga disebut “quick
yielding industry”. Mengapa dapat dikatakan demikian? Dengan mengembangkan
pariwisata sebagai suatu industri, devisa (foreign exchanges) akan lebih
cepat bila dibandingkan dengan kegiatan ekspor yang dilakukan secara
konvensional.
D.
Usaha Jasa Pariwisata
Usaha
jasa / industri pariwisata adalah segala bentuk usaha / kegiatan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Termasuk dalam hal ini adalah:
1)
Objek dan daya tarik wisata
Objek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik wisatawan
dan dapat memberikan kepuasan pada wisatawan, yaitu dapat berupa :
a.
Berasal dari alam, misalnya : Pantai, pegunungan, lautan
b.
Hasil Budaya, misalnya : Museum, candi, galeri
c.
Kegiatan, misalnya : tarian, karnaval, upacara dan lain sebagainya.
2)
Usaha Sarana Prasarana
a.
Accommodations
Yaitu semua bentuk akomodasi, mulai dari hotel, motel, camping
site, caravan site, home stay ataupun hotel non bintang maupun losmen yang
dapat dijadikan tempat tinggal sementara dalam perjalanan.
b.
Restaurants, bars and café
Bagi wisatawan tidak ada suatu keharusan kalau menginap di hotel
harus makan di hotel, wisatawan bebas menentukan dimana mereka akan makan siang
atau makan malam sesuai dengan selera dan daya beli masing-masing wisatawan.
c.
Tersedianya prasarana industri pariwisata
Tersedianya bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, dan terminal
bus yang aman dan nyaman, lengkap dengan fasilitas toilet yang bersih, tersedia
pelayanan makan dan minum, money change / bank, makanan siap saji (fast
food), kantor pos, toko cinderamata, toko kamera dan film serta
perlengkapannya dapat menunjang wisatawan dalam berwisata.
3)
Wisatawan
Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Selain objek
wisata dan sarana serta prasarana pariwisata. Terlaksananya kegiatan pariwisata
tergantung pada adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata yang
didukung dengan berbagai sarana dan prasarana tempat pariwisata yang lengkap.
E.
Keadaan Geografis Bali
Pulau Bali adalah bagian dari kepulauan sunda kecil sepanjang 153
km dan selebar 112 km dari pulau jawa. Secara astronomis, Bali terletak di
8˚25’23” LS dan 115˚14’45” BT yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain.
Luas wilayah provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau
0.29% luas Republik Indonesia. Secara administratif provinsi Bali terbagi atas
9 kabupaten / kota, 55 kecamatan dan 701 desa / kelurahan.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting yang ada di
Bali salah satunya adalah Ubud sebagai pusat seni dan peristirahatan terletak
di kabupaten Gianyar. Sedangkan Kuta, Sanur, Seminjak, Jimbaran dan Nusa Dua,
serta Tanah Lot adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata baik
wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Adapun tempat yang dapat dikunjungi wisatawan untuk membeli buah
tangan bagi teman, keluarga maupun lainnya seperti pasar seni yang ada di Bali
misalnya : Pasar Seni Kuta, Pasar Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Sukawati,
Pasar Guwang, dan Pasar Ubud. Sedangkan pusat oleh-oleh yang terkenal adalah
joger, Krisna Bali, Hawaii Bali, dan Cah Ayu. Selain itu, ada juga tempat
wisata di Bali yang mengandung nilai histori yaitu Istana Tampak Siring yang
menjadi saksi perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan singapura.
F.
Demografi Bali
Penduduk Bali sekitar 4 juta lebih dengan mayoritas 92.3% menganut
agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha, Islam, dan Katolik. Agama Islam
adalah agama minoritas terbesar di Bali dengan penganut antara 5-7.2%.
Mata pencaharian penduduk Bali adalah pertanian dengan sistem
subak, perikanan dan pariwisata, serta menjadi seniman. Bahasa yang digunakan
masyarakat Bali adalah bahasa Indonesia, Bali dan inggris khususnya bagi
pekerja di sektor pariwista.
BAB III
PULAU BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA DI INDONESIA
A.
Kebudayaan Masyarakat Bali
Ada
7 macam unsur-unsur budaya masyarakat Bali, yaitu:
1.
Sistem Kepercayaan
Mayoritas masyarakat Bali adalah beragama Hindu sekitar 95% dari
jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama islam, Kristen,
katolik, Buddha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah untuk
mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin. Orang Hindu percaya
adanya satu Tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (sang
pencipta), Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta Siwa (sang perusak).
selain itu masyarakat Bali juga percaya kepada beberapa dewa lain yang
kedudukannya lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa wahyu (dewa angin), dan
dewa indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi
(otman) buah dari setiap perbuatan (karmapala), kelahiran kembali dari jiwa
(punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab
Wedha yang berasal dari India.
Tempat untuk melaksanakan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di
bali dinamakan Pura atau Sangeh. Sedangkan tempat pemujaan leluhur disebut
sangga. Pura ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya
berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti pura desa dan ada yang sifatnya
khusus yaitu pura keluarga. Di Bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang
masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu
sesuai dengan perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalannya
sendiri-sendiri.
Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi
wisatawan adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di
Bali. Dengan
demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak dikubur melainkan dibakar.
Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang mampu saja. sebelum dibakar terlebih dahulu orang yang
meninggal diletakkan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa
ketempat pembakaran. tandu ini biasanya diangkat oleh 4-8 orang yang merupakan
kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan
pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin
oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran. Sebelum masuk pintu, tandu
tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin
untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut
dibuang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus.
Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hari
raya Nyepi, Ngebak Geni, hari raya kuningan, hari raya galungan, saraswati,
tumpek landep, tumpek uduh, dan siwa
ratri.
Pedoman dalam ajaran agama Hindu yakni :
(1)
Tattwa (filsafat agama)
(2)
Etika (susila)
(3)
Upacara (yadnya/Nyaden).
Keseluruhan upacara di Bali dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)
Manusia Nyadan, yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa
b)
Putra Nyadan, yaitu upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur
c)
Dewa Nyadan, yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil keluarga
d)
Butha Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia
yang mengganggu manusia
e)
Resi Nyadan, yaitu upacara dalam rangka pelantikan seorang pejabat
2.
Sistem Kekerabatan
Pernikahan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan
manusia, demikian juga dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya sebagai warga masyarakat untuk melakukan pernikahan.
Menurut ajaran adat lama yang banyak dipengaruhi oleh
sistemklan-klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), pernikahan dilakukan antara
warga se-klan atau antara warga yang dianggap sederajat dalam kasta. Sementara pernikahan
yang dianggap pantangan adalah pernikahan Bentukar (makadengan ngad) yaitu pernikahan
antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri. Pernikahan ini dianggap
pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, pernikahan
pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah pernikahan antara seseorang
dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandung atau saudara tirinya dan
antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya.
Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan
dua cara, yaitu meminang kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.
Kedua cara tersebut merupakan adat-adat pernikahan di Bali yang dilakukan
dengan adanya kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna
meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si
gadis telah telah dibawa lari untuk dinikahkan. Kemudian diadakan upacara pernikahan
dan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang tua si gadis untuk
meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis.
Setelah menikah,biasanya pasangan suami istri baru menetap di
kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetapi tidak sedikit suami istri
baru menetap di rumah baru. Sebaliknya, ada pula suatu adat pernikahan dimana
pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.
3.
Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian mayoritas bercocok
tanam pada daratan yang curah hujannya yang cukup baik, peternakan terutama
sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di bali, baik
perikanan darat maupun laut serta kerajinan merupakan mata pencaharian sambilan
seperti kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran,
percetakan, pabrik kopi, pabrik rokok dan lain-lain. Usaha dalam bidang ini
untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang
mengunjungi bali maka timbullah uasaha perhotelan, travel, dan toko kerajinan
tangan.
4.
Sistem Kesenian
Sistem kesenian di bali antara lain tari-tarian Bali yang dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu Wali atau seni tari
pertunjukan sacral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan
juga untuk pengunjung serta balih-balih atau seni tari untuk hiburan
pengunjung.
Salah satu tarian yang sangat popular bagi para wistawan ialah tari
kecak dan tari pendet. Sekitar tahun 1930-an. Wayan Limbak bekerja sama dengan
pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari kecak berdasarkan tradisi Sang
Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana tentang bola tantra kera hanoman dan
sugriwa.
Beberapa rumah adat di bali antara lain gupta candi Bentar yang
merupakan pintu masuk istana raja. Balai bengong yaitu tempat peristirahatan
raja besrta kori bebatelan ialah pintu masuk untuk upacara keluarga.
Pakaian adat bali pria adalah ikat kepala (destar) kain songket
saput dan sebilah keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan
untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stagen songket dan
selendang serta memakai hiasan bunga emas dan bunga kamboja.
Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam masyarakat bali yaitu:
a)
Tata krama : kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam
masyarakat bali. Pergaulan antar manusia di dalam kelompoknya.
b)
Nguopin : gotong royong
c)
Ngayah atau ngayang : kerja bakti untuk keperluan agama
d)
Sopan santun : adat hubungan dalam sopan pergaulan terhadap
orang-orang yang berbeda jenis kelamin.
5.
Bahasa
Masyarakat bali sebagian besar menggunakan bahasa bali dan bahasa
Indonesia, sebagian besar bahasa masyarakat bali adalah bilingual atau bahkan
tringual. Bahasa inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi
masyarakat bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industry pariwisata. Bahasa
bali dibagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga merupakan bahasa bali yang
pengucapannya lebih kasar, dan bahasa bali majapahit adalah bahasa yang
pengucapannya lebih halus.
6.
Teknologi
Masyarakat bali telah mengenal dan berkembang system pengairan
subak yaitu mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah. Mereka juga sudah
mengenal arsitektur yang mengatur letak ruangan dan bangunan yang menyerupai
bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan
edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris.
Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam
air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang buas.
7.
Pengetahuan
Banjar atau biasa disebiut sebagai desa adalah suatu bentuk
kesatuan-kesatuan wilayah social yang didasarkan pada kesatuan wilayah.
Kesatuan social tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Di
daerah pegunungan sifat keanggotaan Banjar hanya terbatas pada yang lahir di
wilayah Banjar tersebut. Sedangkan di daerah datar, sifat keanggotaannya tidak
tertutup dan terbatas pada orang-orang asli yang lahir di Banjar itu. Orang
dari wilayah lain atau lahir di wilayah lain dan kebetulan menetap di Banjar
dipisahkan untuk menjadi anggota. Pusat Banjar adalah Bale Banjar, dimana warga Banjar bertemu pada
hari-hari yang tetap. Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut Kelai
Banjar. Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan
Banjar sebagai suatu komunitas, tetapi juga lapangan kehidupan beragama.
B.
Objek wisata di Bali
C.
Pulau Bali sebagai industri Pariwisata di Indonesia
Dijadikannya
pulau Bali sebagai salah satu tempat pariwisata di Indonesia menimbulkan
beberapa dampak bagi pulau bali. Adapun dampaknya antara lain:
1.
Dampak terhadap ekonomi
a.
Dampak positif:
-
Terciptanya lapangan kerja
-
Meningkatkan devisa Negara
-
Diversifikasi usaha
-
Meningkatkan bursa saham
-
Meningkatkan pendapatan daerah
-
Mendorong bangkitnya industri perhotelan
b.
Dampak negatif
-
Timbulnya kesenjangan sosial
-
Timbulnya persaingan usaha
-
Menurunnya nilai tukar rupiah
-
Harga barang melambung tinggi
-
Menurunnya lapangan pekerjaan dibidangnya selain dunia pariwisata.
2.
Dampak terhadap budaya
a.
Dampak positif
-
Percampuran budaya melalui informasidan teknologi
-
Percampuran ras
-
Masyarakat terpacu untuk melestarikan budayanya sebagai motivasi
wisatawan untuk berwisata kedaerahan
-
Wisatawan terpacu untuk mempelajari nilai-nilai budaya dan objek
yang dikunjungi disebarkan ke Negara asalnya sehingga objek wisata itu menjadi
terkenal
b.
Dampak negatif
-
Perasaan tidak senang dari penduduk karena kedatangan para
wisatawan yang dianggap mengganggu ketenangan masyarakat setempat
-
Lunturnya kebudayaan-kebudayaan yang ada
-
Masyarakat terpacu untuk mempelajari bahasa asing sehingga bahasa
daerah dilupakan
-
Peniruan budaya asing yang berlebihan oleh masyarakat yang tidak
sesuai dengan masyarakat setempat
-
Komoditasi seni rupa yaitu adanya kecenderungan pembeli yang pada
akhirnya mengurangi penghayatan terhadap nilai budaya tradisional
3.
Dampak terhadap lingkungan
a.
Dampak positif
-
Timbulnya niat untuk melestarikan lingkungan dari masyarakat
-
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang
bersih
-
Mulai datangnya duta-duta asing wisatawan
-
Meningkatkan fasilitas umumnya untuk kebutuhan wisatawan
-
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menjaga keindahan lingkungan
sehingga menarik minat wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata ke
daerah wisata mereka.
b.
Dampak Negatif
-
Perburuan binatang secara liar
-
Berkurangnya lahan hijau
-
Penebangan hutan secara liar
-
Semakin sempitnya areal pertanian
-
Timbulnya polusi seperti polusi udara dan suara
-
Adanya pencemaran limbah akibat dari limbah industry hotel
-
Timbulnya penyakit-penyakit asing yang dibawa oleh para wisatawan
di lingkungan pariwisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar